![]() |
| Seorang warga Baduy Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak menjadi korban begal di Jakarta, Minggu (26/10/2025)(KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN) |
Jakarta – Nasib malang menimpa seorang warga Baduy bernama Repan, yang menjadi korban pembegalan saat berada di kawasan Ibu Kota. Tak hanya kehilangan uang sebesar Rp3 juta, Repan juga mengalami luka serius di tangan akibat berusaha melawan pelaku bersenjata. Lebih tragis lagi, ia sempat ditolak rumah sakit karena tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Peristiwa ini disampaikan oleh Oom, Kepala Desa Kanekes (desa tempat masyarakat Baduy bermukim), yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/11/2025).
“Repan kan jalan kaki, biasa warga Baduy keliling terus jalan, tiba-tiba datang dua orang pakai motor, menodong senjata, ditangkis kena tangannya, harus dijahit sekitar 10 jahitan,” ujar Oom.
Menurutnya, setelah kejadian, Repan berusaha mencari pertolongan sendiri dengan mendatangi rumah sakit. Namun pihak rumah sakit menolak karena Repan tidak memiliki KTP, yang memang menjadi hal lumrah bagi warga Baduy Dalam yang masih memegang teguh aturan adat mereka.
“Dia ke rumah sakit sendiri, tetapi ditolak, kan warga Baduy Dalam tidak punya KTP,” lanjut Oom.
Beruntung, seorang wisatawan yang pernah berkunjung ke Baduy dan mengenal Repan datang membantu hingga akhirnya korban bisa mendapatkan perawatan medis.
“Ditolong sama kenalan Repan, wisatawan yang pernah berkunjung ke Baduy. Saya sangat berterima kasih, berkat beliau Repan bisa dibawa ke rumah sakit,” ucap Oom.
Pihak Desa Kanekes kini telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Kasus ini sudah ditangani oleh Reskrim Polsek Cempaka Putih dan sedang dalam proses penyelidikan.
“Kami sudah komunikasi dengan bagian Reskrim Polsek Cempaka Putih, infonya sedang diselidiki, harapannya pelaku cepat ditangkap,” tambahnya.
Kejadian ini menjadi tamparan bagi banyak pihak, mengingat masih ada warga adat yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan hanya karena kendala administrasi. Kasus Repan bukan hanya soal kriminalitas, tetapi juga cermin dari tantangan warga adat di tengah sistem modern perkotaan.

0 Komentar